Senin, 28 November 2011

PERENCANAAN SISTEM PEMBELAJARAN MODEL ROPES


Perancanaan Sistem Pembelajaran Model ROPES
(Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary)

PENDAHULUAN

Persiapan mengajar pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang dilakukan. Dengan demikian, persiapan mengajar merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, terutama berkaitan dengan pembentukan kompetensi. Dalam mengembangan persiapan mengajar, terlebih dahulu harus menguasai secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat dalam persiapan mengajar. Kemampuan membuat persiapan mengajar merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran.
Dalam persiapan mengajar harus jelas kompetensi dasar yang akan dikuasai peserta didik, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu. Aspek-aspek tersebut merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap persiapan mengajar sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan membentuk kompetensi peserta didik.
Tujuan institusional merupakan tujuan yang dirumuskan dari masing-masing institusi atau lembaga pendidikan, seperti tujuan Sekolah Dasar, tujuan Sekolah Menengah Pertama, tujuan Madrasah Aliyah, dan lain sebagainya yang masing-masing dicanangkan sesuai dengan harapan lulusannya. Sedangkan tujuan kurikuler merupakan tujuan yang dirumuskan untuk masing-masing mata pelajaran. Misalnya tujuan pelajaran Pendidikan Agama, Matematika, dan seterusnya. Masing-masing mata pelajaran memiliki tujuan yang berbeda sesuai karakteristik mata pelajaran tersebut serta tingkat institusi yang melaksanakannya.



PEMBAHASAN
Hunt tidak mengkategorikan perencanaan pengajaran menjadi rencana semester, mingguan, dan harian. Akan tetapi Hunts menyebutnya rencana prosedur pembelajaran sebagai persiapan mengajar yang disebutnya ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary) dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1)      Review, kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mencoba mengukur kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman sebelumnya yang sudah dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequisite untuk memahami bahan yang disampaikan hari itu. Hal ini diperlukan dengan didasarkan atas:
a)    Guru biasa memulai pelajaran, jika perhatian dan motivasi siswa untuk mempelajari bahan baru sudah mulai tumbuh.
b)   Guru hendak memulai pelajaran, jika interaksi antara guru dengan siswa sudah mulai terbentuk.
c)    Guru dapat memulai pembelajaran jika siswa-siswa sudah memahami hubungan bahan ajar sebelumnya dengan bahan ajar baru yang dipelajari hari itu.
Guru harus yakin dan tahu betul jika siswa sudah siap menerima pelajaran baru. Jika siswa belum menguasai pelajaran sebelumnya, maka guru harus dengan bijak memberi kesempatan kepada siswa untuk memahaminyaterlebih dahulu atau mencerahkan melalui pemberian tugas, penjelasan, bimbingan, tutor sebaya, dan baru bergerak pada materi sebelumnya. Apabila terjadi akumulasi bahan ajar yang tertunda, maka harus dicarikan waktu tambahan, karena lebih baik menunda bahan ajar baru daripada menumpuk ketidakpahaman siswa.

2)      Overview
Sebagaimana review, overview dilakukan tidak terlalu lama berkisar antara 2 sampai 5 menit. Guru menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu dengan menyampaikan isi (content) secara singkat dan strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pandangannya atas langkah-langkah pembelajaran yang hendak ditempuh oleh guru sehingga berlangsungnya proses pembelajaran bukan hanya milik guru semata, akan tetapi siswa pun ikut merasa senang dan merasa dihargai keberadaannya.

3)      Presentation
Tahap ini merupakan inti dari proses kegiatan belajar mengajar, karena di sini guru sudah tidak lagi memberikan penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi sudah masuk pada proses telling, showing, dan doing. Proses tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan daya serap dan daya ingat siswa tentang pelajaran yang mereka dapatkan. Hal ini sejalan dengan konsep yang dikemukakan oleh Mohammad Syafe’I yaitu bahan-bahan yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan dan keterampilan atau yang lebih dikenal dengan istilah 3 H, yaitu: Head, Heart, dan Hand. Apalagi jika kompetensinya memasuki wilayah afektif dan psikomotor, strategi pembelajaran yang menekankan pada doing atau hand menjadi sangat penting, karena penerimaan, tanggapan dan penanaman nilai akan otomatis berjalan dalam proses belajar mengajar. Semakin bervariasi strategi pembelajaran yang digunakan, semakin baik proses dan hasil yang dicapai, karena tidak menjadikan siswa jenuh, melainkan mengantarkan mereka menikmati proses pembelajaran dengan suasana asyik dan menyenangkan.

4)      Exercise
Merupakan suatu proses untuk menberikan kesempatan kepada siswa mempraktekkan apa yang telah mereka pahami. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga hasil yang dicapai lebih bermakna. Oleh karena itu guru harus mempersiapkan rencana pembelajaran tersebut dengan baik melalui scenario yang sistematis. Misalnya untuk sains bias dilakukan praktek di laboratorium, untuk bahasa, membaca Al-Qur’an, mengkafani mayat biasa dilakukan di kelas, jika tidak, sulit bagi guru untuk memberikan pengalaman-pengalaman manipulatif melalui berbagai praktikum di sekolah. Disamping itu pula guru harus mempersiapkan perencanaan pengajaran bukan hanya bahan ajar saja, tetapi pengalaman belajar siswa yang harus diberikan lewat peragaan-peragaan, bermain peran dan sejenisnya yang harus ditata berdasarkan alokasi waktu antara penjelasan, asignment (tugas-tugas), peragaan dan lain sebagainya.

5)      Summary
Dimaksudkan untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam proses pembelajaran. Hal ini sering tertinggal oleh guru karena mereka disibukkan dengan presentase, dan bahkan mungkin guru tidak pernah membuat summary (kesimpulan) dari apa yang telah mereka ajarkan.

Kelebihan dan kekurangan model ROPES antara lain:
Kelebihannya:
a.       Siswa akan merasa lebih dihargai karena mereka ikut mengajukan pendapat tentang strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan
b.      Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, bersikap objektif, jujur dan terbuka sehingga siswa akan lebih tertantang dalam belajar
c.       Dengan bereksperimen siswa akan lebih termotivasi dalam belajar dan tidak mudah jenuh
d.      Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu
e.       Mendorong siswa untuk bisa merumuskan hipotesis sendiri
Kekuranganya:
a.       Jika siswa belum menguasai pelajaran sebelumnya maka guru harus dengan bijak memberi kesempatan kepada siswa untuk memahaminya terlebih dahulu, sehingga akan menggurangi waktu penyampaian materi.
b.      Apabila terjadi akumulasi bahan ajar yang tertunda, maka harus dicarikan waktu tambahan.
c.       Pembelajaran yanng dikemukakan oleh Hunts adalah tidak mencantumkan aspek penilaian, padahal hasil penilaian selain mengukur tingkat pencapaian kopentensi siswa juga dapat dijadikan input untuk melakukan perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

Kerangka satuan pembelajaran menurut model ini adalah sebagai berikut :
1.      Identifikasi program, meliputi
a.       Bidang pengajaran
b.      Mata pengajaran
c.       Pokok bahasan
d.      Kelas
e.       Semester
f.       Waktu
2.      Komponen-komponen
a.         Tujuan instruksional ( pembelajaran Umum )
b.        Tujuan instruksional ( pembelajaran Khusus )
c.         Materi pembelajaran
d.        Kegiatan belajar-mengajar
e.         Alat dan Sumber Pelajaran
f.         Evaluasi

Format Persiapan Pembelajaran Model ROPES

A. Identitas Rencana Pembelajaran
Mata Pelajaran         : ……………………………………
Materi Pokok           : ………….…………………………
Kelas/Smt                 : ……… ……………………………
Pertemuan                : ……………………………………
Waktu                      : ….………………………………....

B. Kemampuan Dasar/Tujuan
Standar Kompetensi :
………………………………………………………………………………………
Kompetensi Dasar :
……………….……………………………………………………………………...
Indikator :
……………………………………………………………………………………....

C. Prosedur dan Materi
1. Review ………………………………………….……………………………………………..................………………………………………………………………………
2. Overview ……………………………….…………………………………………..………..……………………………………………………………………………………
3. Presentation:
Telling ………………………………………………………………………………………
Showing ……………………………………………………………………………………..
Doing ………………………………………………………………………………………
atau dengan kata lain, head heart and hand.
4. Exercise ……………………………………………………………………………..……..………………………………………………………………………………………..
5.Summary ………………………………………………………………………..……………
D. Bahan/Media/Alat
………………………………………………………………………………………

E. Penilaian, (instrument dan prosedur yang digunakan untuk menilai pencapaian belajar siswa misalnya: tes tulis, kinerja, produk, proyek, portofolio serta tindak lanjut hasil penilaian, misalnya remedial, pengayaan atau percepatan).
…………………………………….…………………………………………………………………………………………………….………………………………


KESIMPULAN
Merencanakan pengajaran dalam bentuk persiapan mengajar, membutuhkan keterampilan profesional guru dalam mencari dan menafsirkan kopetensi-kopetensi untuk mengimplementasikan kurikulum tersebut. Perencanaan pengajaran tersebut harus dilaksanakan secara sistematis dan logis untuk mempelajari problem-problem pengajaran.
Perencanaan ini tidak dikategorikan oleh Hunt  sebagai pengajaran menjadi rencana semester, mingguan, dan harian. Akan tetapi Hunts menyebutnya rencana prosedur pembelajaran sebagai persiapan mengajar yang disebutnya ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary).


PUSTAKA
Majid, Abdul,( 2008) Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.


2 komentar: