Perancanaan Sistem Pembelajaran Model ROPES
(Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary)
PENDAHULUAN
Persiapan mengajar pada hakekatnya
merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan
tentang apa yang dilakukan. Dengan demikian, persiapan mengajar merupakan upaya
untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran,
terutama berkaitan dengan pembentukan kompetensi. Dalam mengembangan persiapan
mengajar, terlebih dahulu harus menguasai secara teoritis dan praktis
unsur-unsur yang terdapat dalam persiapan mengajar. Kemampuan membuat persiapan
mengajar merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan sebagai muara dari
segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam
tentang objek belajar dan situasi pembelajaran.
Dalam persiapan mengajar harus jelas
kompetensi dasar yang akan dikuasai peserta didik, apa yang harus dilakukan,
apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, serta bagaimana guru
mengetahui bahwa peserta didik telah menguasai kompetensi tertentu. Aspek-aspek
tersebut merupakan unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap
persiapan mengajar sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran dan
membentuk kompetensi peserta didik.
Tujuan
institusional merupakan tujuan yang dirumuskan dari masing-masing institusi
atau lembaga pendidikan, seperti tujuan Sekolah Dasar, tujuan Sekolah Menengah
Pertama, tujuan Madrasah Aliyah, dan lain sebagainya yang masing-masing
dicanangkan sesuai dengan harapan lulusannya. Sedangkan tujuan kurikuler
merupakan tujuan yang dirumuskan untuk masing-masing mata pelajaran. Misalnya
tujuan pelajaran Pendidikan Agama, Matematika, dan seterusnya. Masing-masing
mata pelajaran memiliki tujuan yang berbeda sesuai karakteristik mata pelajaran
tersebut serta tingkat institusi yang melaksanakannya.
PEMBAHASAN
Hunt tidak mengkategorikan
perencanaan pengajaran menjadi rencana semester, mingguan, dan harian. Akan
tetapi Hunts menyebutnya rencana prosedur pembelajaran sebagai persiapan
mengajar yang disebutnya ROPES (Review, Overview, Presentation, Exercise,
Summary) dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Review, kegiatan
ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mencoba mengukur kesiapan
siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman sebelumnya yang
sudah dimiliki oleh siswa dan diperlukan sebagai prerequisite untuk memahami
bahan yang disampaikan hari itu. Hal ini diperlukan dengan didasarkan atas:
a)
Guru biasa memulai pelajaran, jika
perhatian dan motivasi siswa untuk mempelajari bahan baru sudah mulai tumbuh.
b)
Guru hendak memulai pelajaran, jika
interaksi antara guru dengan siswa sudah mulai terbentuk.
c)
Guru dapat memulai pembelajaran jika
siswa-siswa sudah memahami hubungan bahan ajar sebelumnya dengan bahan ajar
baru yang dipelajari hari itu.
Guru harus yakin dan tahu betul jika
siswa sudah siap menerima pelajaran baru. Jika siswa belum menguasai pelajaran
sebelumnya, maka guru harus dengan bijak memberi kesempatan kepada siswa untuk
memahaminyaterlebih dahulu atau mencerahkan melalui pemberian tugas,
penjelasan, bimbingan, tutor sebaya, dan baru bergerak pada materi sebelumnya.
Apabila terjadi akumulasi bahan ajar yang tertunda, maka harus dicarikan waktu
tambahan, karena lebih baik menunda bahan ajar baru daripada menumpuk
ketidakpahaman siswa.
2)
Overview
Sebagaimana review, overview
dilakukan tidak terlalu lama berkisar antara 2 sampai 5 menit. Guru menjelaskan
program pembelajaran yang akan dilaksanakan pada hari itu dengan menyampaikan
isi (content) secara singkat dan strategi yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan pandangannya atas langkah-langkah pembelajaran yang hendak
ditempuh oleh guru sehingga berlangsungnya proses pembelajaran bukan hanya
milik guru semata, akan tetapi siswa pun ikut merasa senang dan merasa dihargai
keberadaannya.
3)
Presentation
Tahap ini merupakan inti dari proses
kegiatan belajar mengajar, karena di sini guru sudah tidak lagi memberikan
penjelasan-penjelasan singkat, akan tetapi sudah masuk pada proses telling,
showing, dan doing. Proses tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan daya
serap dan daya ingat siswa tentang pelajaran yang mereka dapatkan. Hal ini
sejalan dengan konsep yang dikemukakan oleh Mohammad Syafe’I yaitu bahan-bahan
yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan dan keterampilan atau yang lebih
dikenal dengan istilah 3 H, yaitu: Head, Heart, dan Hand. Apalagi jika
kompetensinya memasuki wilayah afektif dan psikomotor, strategi pembelajaran
yang menekankan pada doing atau hand menjadi sangat penting, karena penerimaan,
tanggapan dan penanaman nilai akan otomatis berjalan dalam proses belajar
mengajar. Semakin bervariasi strategi pembelajaran yang digunakan, semakin baik
proses dan hasil yang dicapai, karena tidak menjadikan siswa jenuh, melainkan
mengantarkan mereka menikmati proses pembelajaran dengan suasana asyik dan
menyenangkan.
4)
Exercise
Merupakan suatu proses untuk
menberikan kesempatan kepada siswa mempraktekkan apa yang telah mereka pahami.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga
hasil yang dicapai lebih bermakna. Oleh karena itu guru harus mempersiapkan
rencana pembelajaran tersebut dengan baik melalui scenario yang sistematis.
Misalnya untuk sains bias dilakukan praktek di laboratorium, untuk bahasa,
membaca Al-Qur’an, mengkafani mayat biasa dilakukan di kelas, jika tidak, sulit
bagi guru untuk memberikan pengalaman-pengalaman manipulatif melalui berbagai
praktikum di sekolah. Disamping itu pula guru harus mempersiapkan perencanaan
pengajaran bukan hanya bahan ajar saja, tetapi pengalaman belajar siswa yang
harus diberikan lewat peragaan-peragaan, bermain peran dan sejenisnya yang
harus ditata berdasarkan alokasi waktu antara penjelasan, asignment
(tugas-tugas), peragaan dan lain sebagainya.
5)
Summary
Dimaksudkan untuk memperkuat apa
yang telah mereka pahami dalam proses pembelajaran. Hal ini sering tertinggal
oleh guru karena mereka disibukkan dengan presentase, dan bahkan mungkin guru
tidak pernah membuat summary (kesimpulan) dari apa yang telah mereka ajarkan.
Kelebihan dan kekurangan model ROPES antara lain:
Kelebihannya:
a. Siswa
akan merasa lebih dihargai karena mereka ikut mengajukan pendapat tentang
strategi pembelajaran yang akan dilaksanakan
b. Mendorong
siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri, bersikap objektif,
jujur dan terbuka sehingga siswa akan lebih tertantang dalam belajar
c. Dengan
bereksperimen siswa akan lebih termotivasi dalam belajar dan tidak mudah jenuh
d. Dapat
mengembangkan bakat dan kecakapan individu
e. Mendorong
siswa untuk bisa merumuskan hipotesis sendiri
Kekuranganya:
a. Jika
siswa belum menguasai pelajaran sebelumnya maka guru harus dengan bijak memberi
kesempatan kepada siswa untuk memahaminya terlebih dahulu, sehingga akan
menggurangi waktu penyampaian materi.
b. Apabila
terjadi akumulasi bahan ajar yang tertunda, maka harus dicarikan waktu
tambahan.
c. Pembelajaran
yanng dikemukakan oleh Hunts adalah tidak mencantumkan aspek penilaian, padahal
hasil penilaian selain mengukur tingkat pencapaian kopentensi siswa juga dapat
dijadikan input untuk melakukan perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
Kerangka satuan pembelajaran menurut
model ini adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi
program, meliputi
a.
Bidang pengajaran
b.
Mata pengajaran
c.
Pokok bahasan
d.
Kelas
e.
Semester
f.
Waktu
2. Komponen-komponen
a.
Tujuan instruksional ( pembelajaran
Umum )
b.
Tujuan instruksional ( pembelajaran
Khusus )
c.
Materi pembelajaran
d.
Kegiatan belajar-mengajar
e.
Alat dan Sumber Pelajaran
f.
Evaluasi
Format
Persiapan Pembelajaran Model ROPES
A. Identitas Rencana Pembelajaran
Mata Pelajaran : ……………………………………
Materi Pokok : ………….…………………………
Kelas/Smt : ……… ……………………………
Pertemuan : ……………………………………
Waktu : ….………………………………....
B. Kemampuan Dasar/Tujuan
Standar Kompetensi :
………………………………………………………………………………………
Kompetensi Dasar :
……………….……………………………………………………………………...
Indikator :
……………………………………………………………………………………....
C. Prosedur dan Materi
1. Review
………………………………………….……………………………………………..................………………………………………………………………………
2. Overview
……………………………….…………………………………………..………..……………………………………………………………………………………
3. Presentation:
Telling ………………………………………………………………………………………
Showing ……………………………………………………………………………………..
Doing ………………………………………………………………………………………
atau dengan kata lain, head heart and hand.
4. Exercise
……………………………………………………………………………..……..………………………………………………………………………………………..
5.Summary ………………………………………………………………………..……………
D. Bahan/Media/Alat
………………………………………………………………………………………
E. Penilaian, (instrument dan prosedur yang digunakan
untuk menilai pencapaian belajar siswa misalnya: tes tulis, kinerja, produk,
proyek, portofolio serta tindak lanjut hasil penilaian, misalnya remedial,
pengayaan atau percepatan).
…………………………………….…………………………………………………………………………………………………….………………………………
KESIMPULAN
Merencanakan
pengajaran dalam bentuk persiapan mengajar, membutuhkan keterampilan
profesional guru dalam mencari dan menafsirkan kopetensi-kopetensi untuk
mengimplementasikan kurikulum tersebut. Perencanaan pengajaran tersebut harus
dilaksanakan secara sistematis dan logis untuk mempelajari problem-problem
pengajaran.
Perencanaan ini
tidak dikategorikan oleh Hunt sebagai pengajaran
menjadi rencana semester, mingguan, dan harian. Akan tetapi Hunts menyebutnya
rencana prosedur pembelajaran sebagai persiapan mengajar yang disebutnya ROPES
(Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary).
PUSTAKA
Majid, Abdul,( 2008) Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
sayangnya ga bisa di copy... pelit
BalasHapusMon maap ini hunt maksudnya apa ya
BalasHapus