ANALISIS FILSAFAT DAN TEORI PENDIDIKAN
Makalah ini Disusun Sebagai Tugas Kelompok
Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Rustam Ibrahim, M.Pd
Disusun Oleh:
1. Muhammad Imam Maqbulin 26.10.3.1.280
2. Muhammad Ihsan 26.10.3.1.283
FAKULTAS TARBIYAH DAN BAHASA
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Orang pada
zaman sekarang ini telah meyakini tentang eksistensi pendidikan dari yang
sifatnya umum sampai kepada yang khusus. Keyakinan ini semakin hari diperkuat
dengan berkembangnya metode pengukuran dan cara analisa yang dapat dipercaya
untuk menghasilkan data yang dipercaya pula. Dengan bahasa ilmiah lazim
dikatakan “ Apa yang ada itu dapat dihayati karena dapat diukur”. Prinsip
dasar yang dikemukakan oleh Thorndike ini menjadi salah satu penggerak
pengembangan ilmu pendidikan, yang pada waktu ini dapat dihayati dengan
pengungkapan data kuantitatif yang merupakan salah satu kekayaannya. Tugas ilmu
menjadi lebih Nampak hasilnya bila telah sampai pada terjangkaunya hasil-hasil
penelitian yang pengujian hipotesa, laporan serta rekomendasinya.
Disamping pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya kuantitatif seperti diatas, ad
juga pertanyaan yang bersifat filosofisdan memerlukan jawaban yang filosofis, misalnya:
Untuk apakah sebenarnya sekolah itu didirikan? Anak didik itu ada sebagai ia
berada, sedangkan masyarakat dan menginginkan anak didik terbina sesuai
ideology yang telah digariskan. Maka timbul pertanyaan, apakah yang seharusnya
pendidik itu lakukan untuk memimpin anak didik itu untuk mewujudkan tujuan
ditas.
Jawaban pertanyaan pertama seharusnya berkisar pada konsep atau landasan
pikiran bahwa pendidik memerlukan suatu lembaga di luar keluarga, yang
mempunyai peranan bagi terbinanya masyarakat yang ideal. Sedangkan pertanyaan
yang kedua diperlukan jawaban yang berupa konsep-konsep tentang isi dan proses
pendidikan yang mempertemukan potensi anak didik dan gambaran manusia ideal
menurut masyarakat dan Negara itu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisa Filsafat Dalam Masalah
Pendidikan
Masalah pendidikan, adalah merupakan masalah hidup dan kehidupan
manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses perkembangan
hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses yang
satu. Pengertian yang luas dari pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh lodge,
yaitu bahwa: life is education, and education is life”, akan berarti bahwa
seluruh proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah proses pendidikan segala
pengalaman sepanjang hidupnya merupakan dan memberikan
pengaruh pendidikan baginya.
Filsfat yang
dijadikan basis bagi pengembangan ilmu pendidikan dapat bersifat universal,
yang dapat digunakan dimanapun dan kapanpun. Pengembangan dapat kita jadikan
sebagai pedoman dalam pengembangan pendidikan untuk masa-masa yang akan datang.
Dengan demilian dapat ditekankan bahwa filsafat tidak dapat dipisahkan dengan
pendidikan, sebab filsafat itu merupakan jiwa bagi pendidikan.[1]
Dalam arti yang sempit, pendidikan hanya mempunyai fungsi yang
terbatas, yaitu memberikan dasar- dasar dan pandangan hidup kepada generasi
yang sedang tumbuh, yang dalam prakteknya identik dengan pendidikan formal di
sekolah dan dalam situasi dan kondisi serta lingkungan belajar yang serba
terkontrol. Bagaimanapun luas sempitnya pengertian pendidikan, namun masalah
pendidikan adalah merupakan masalah yang berhubungan langsung dengan hidup dan
kehiupan manusia. Pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah
sadar akan kemanusiannya, dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan
nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar
nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas
hidupnya sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakikat dan ciri-ciri
kemanusianya. Dan pendidikan formal di sekolah hanya
bagian kecil saja daripadanya. Tetapi merupakan inti dan bisa lepas kaitannya
dengan proses pendidikan secara keseluruhannya.
Dengan pengertian pendidikan yang luas, berarti bahwa masalah kependidikan
pun mempunyai ruang lingkup yang luas pula, yang
menyangkut seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia. Memang diantara
permasalahan kependidikan tersebut terdapat masalah pendidikan yang sederhan
yang menyangkut praktek dan pelaksanaan sehari-hari, tetapi banyak pula
diantaranya yang menyangkut masalah yang bersifat
mendasar dan mendalam, sehingga memerlukan bantuan
ilmu-ilmu lain dalam memecahkannya. Bahkan pendidikan juga menghadapi
persoalan-persoalan yang tidak mungkin terjawab dengan menggunakan analisa
ilmiah semata, tetapi memerlukan analisa dan pemikiran
yang mendalam, yaitu analisa filsafat.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa
masalah kependidikan yang memerlukan analisa filsafat dalam memahami dan
memecahkannya, antara lain:
1.
Masalah
kependidikan pertama dan yang mendasar adalah tentang apakah hakikat pendidikan
itu. Mengapa pendidikan itu harus ada pada manusia dan merupakan hakikat hidup
manusia itu. Dan bagaimana hubungan anatara pendidikan
dengan hidup dan kehidupan manusia.
2.
Apakah
pendidkan itu berguna untuk membawa kepribadian manusia, apakah potensi
hereditas yang menentukan kepribadian manusia itu, ataukah faktor–faktor yang
berasal dari luar / lingkungan dan pendidikan. Mengapa anak yang mempunyai potensi
hereditas yang baik pula tidak mencapai kepribadian yang diharapkan: dan kenapa
pula anak yang mempunyai potensi hereditas yang tidak baik, walaupun
mendapatkan pendidkan dan lingkungan yang baik, tetap tidak berkembang.
3.
Apakah
sebenarnya tujuan pendidikan itu. Apakah pendidikan itu untuk individu, atau
untuk kepentingan masyarakat. Apakah pendidikan dipusatkan untuk membina
kepribadian manusia ataukah untuk Pembinaan masyarakat. Apakah
pembinaan manusia itu semata-mata untuk dan demi kehidupan riil
dan material di dunia ini, ataukah untuk kehidupan kelak diakhirat yang kekal.
4.
Siapakah
hakikatnya yang bertanggung jawab terhadap pedidikan itu, dan
sampai dimana tanggung jawab tersebut. Bagaimana hubungan tanggung jawab antar
keluarga, masyarakat, dan sekolah terhedap pendidikan, dan bagaimana tanggung
jawab pendidikan tersebut setelah manusia dewasa.
5.
Apakah
hakikat pribadi manusia itu. Manakah yang lebih utama untuk dididik: akal,
perasaan atau kemauannya, pendidikan jasmani atau pendidikan mentalnya,
pendidikan skil ataukah intelektualnya ataukah kesemuannya itu.
6.
Apakah
isi kurikulum yang relaevan dengan pendidikan yang ideal, apakah kurikulum yang
mengutamakan pembinaan kepribadian dan sekaligus kecakapan untuk memangku suatu
jabatan dalam masyarakat, ataukah kurikulum yang luas dengan konsekusnsi yang
kurang intensife, ataukah deangan kurikulum yang terbatas tetapi intensif
penguasaanya dan bersifat praktis pula.
7.
Bagaimana
asas penyelenggara pendidikan dan metode pendidikan yang baik, apakah sentralisasi, desentralisasi,
ataukah otonomi (apakah oleh negara ataukah oleh
swasta, dan sebagainya.)
Masalah-masalah tersebut, merupakan sebagian dari contoh–contoh
problematika pendidikan, yang dalam pemecahannya memerlukan usaha-usaha
pemikiran yang mendalam dan sistematis, atau
analisa filsafat. Dalam memecahkan masalah-masalah tersebut, analisa
filsafat mnggunakan berbagai macam pendekatan yang sesuai dengan
permasalahanya. Di antara pendekatan (approach) yang digunakan antara lain :
a)
Pendekatan
secara spekulatif atau pendekatan reflektif
Artinya: Memikirkan,
mempertimbangkan, juga membayangkan dan menggambarkan. Ini adalah teknik
pendekatan dalam filsafat pada umumnya. Dengan teknik pendekatan ini,
dimaksudkan adalah memikirkan, mempertimbangkan dan menggambarkan tentang
sesuatu obyek untuk mencari hakikat yang sebenarnya. Masalah-masala
kependidikan memang berhubungan dengan hal–hal yang harus diketahui hakikat
yang sebenarnya, misalnya apakah hakikatnya mendidik dan pendidikan itu,
hakikat manusia, hakikat hidup, masyarakat individu, kepribadian, kurikulum,
kedewasaan dan sebagainya.
b)
Pendekatan
normatif
Artinya: nilai atau
aturan dan ketentuan yang brlaku dan dijunjung tinggi dalam hidup dan
kkehidupan manusia. Norma-norma tersebut juga merupakan masalah-masalah
kependidikan, di samping dalam usaha dan proses pendidikan itu sendiri, sebagai
bagaian dari kehidupan manusia, juga tidak
lepas dari ikatan norma- norma tertentu. Dengan teknik Pendekatan normatif,
dimaksudkan adalah berusaha untuk memahami nilai-nilai noma yang berlaku dalam
hidup dan kehidupan manusia dan dalam proses pendidikan, dan bagaimana hubungan
antara nilai-nilai dan norma-norma tersebut dengan pendidikan. Dengan demikian
akan dapat dirumuskan petunjuk-petunjuk ke arah mana usaha pendidikan
diarahkan.
c)
Pedekatan
analisa konsep
Artinya pengertian, atau tanggapan seseorang
terhadap sesuatu obyek. Setiap orang mempunyai pengertian atau tanggapan
yang berbeda-beda mengenai yang sama, tergantung pada perhatian, keahlian dan
kecenderungan masing-masing. Dengan analisa konsep sebagai Pendekatan dalam filsafat
pendidikan, maksudnya adalah usaha memahami konsep dari
para ahli pendidikan, para pendidik dan orang-orang yang menaruh perhatian atau
minat terhadap pendidikan, tentang berbagai masalah yang berhubungan dengan
pendidikan. Misalnya konsep mereka tentang anak, tentang jiwa, masyarakat,
sekolah, tentang berbagai hubungan (interaksi) yang bersifat
pendidikan, serta nilai-nilai dan norma-norma yang berkaitan dengan proses
pendidikan.
d)
Analisa
ilmiah terhadap realitas kehidupan sekarang yang aktual
(scientific analysis of current life)
Pendekatan ini sasaranya adalah masalah-masalah
kependidikan yang aktual, yang menjadi problema masa ini. Dengan menggunakan metode-metode
ilmiah, dapat didiskripsikan dan kemudian dipahami permasalahan-permasalahan
yang hidup dan berkembang dalam masyrakat dan dalam proses pendidikan serta
aktivitas yang berhubungan dengan pendidikan.
Menurut Harry Schofield, sebagaimana dikemukakan oleh Imam Barnadib
dalam bukunya filsafat pendidikan, menekankan bahwa dalam analisa filsafat
terhadap masalah-masalah pendidikan digunakan 2 macam Pendekatan, yaitu:
1)
Pendekatan
filsafat histories (historiko filosofis)
Yaitu dengan cara mengadakan deteksi dari pertanyaan- pertanyaan
filosofis yang diajukan, mana-mana yang telah mendapat jawaban dari
para ahli filsafat sepanjang sejarah. Dalam sejarahnya
filsafat telah berkembang dalam sistematika, jenis dan aliran –aliran filsafat yang
tertentu. Oleh karena itu, kalau diajukan pertanyaan tentang berbagai masalah
filosofis dalam bidang pendidikan, jawabanya melakat pada masing-masing sistem,
jenis dan aliran filsafat tersebut. Dari sekian jawaban tersebut, kemudian
dipilih jawaban mana yang sesuai dan dibutuhkan.
2)
Pendekatan
dengan menggunakan fisafat kritis.
Yaitu dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan filosofis dan
diusahakan jawabannya secara filosofis pula, dengan menggunakan metode dan Pendekatan
filosofis. Selanjutnya Schofild, mengemukakan ada dua cara analisa dalam
Pendekatan filsafat kritis, yaitu Analisa bahasa (lingualistik) adalah usaha
untuk mengadakan interpretasi makna
yang dimilikinya. Sedangkan analisa konsep adalah suatu analisa mengenai
istilah- istilah (kata-kata) yang mewakili gagasan atau konsep.
Langkah-langkah
yang digunakan dalam menganalisis permasalahan-permasalahan terutama dalam
tatanan pendidikan yaitu:
-
Pengamatan (contohnya mangamati bagaimana
perilaku mereka, karakteristik, keadaan sosial budaya dan lain-lain)
-
Percobaan (percobaan metodologi, bagaimana
memecahkan masalah-masalah tersebut dengan metode-metode)
-
Pengumpulan data (setelah banyak melakukan
percobaan, data yang telah diperoleh dikumpulkan dan dianalisis)
-
Hipotesis (menyimpulkan sementara yang
belum diuji kebenaranya)
-
Verifikasi / Validasi (pemeriksaan atau
pengujian terhadap hipotesis)
Setelah
lulus verifikasi atau validasi maka pemikiran tersebut menjadi pengetahuan yang
benar atau valid.
B.
Filsafat dan Teori Pendidikan
Tidak semua masalah kependidikan dapat dipecahkan dengan mengunakan
metode ilmiah semata-mata. Banyak diantara masalah- masalah kependidikan
tersebut yang merupakan pertanyaan- pertanyaan filosofis, yang memerlukan
Pendekatan filosofis pula dalam memecahkannya. Analisa filsafat terhadap
masalah- masalah kependidikan tersebut, dan atas dasar itu bisa disusun secara sistematis
teori- teori pendidikan. Disamping itu
jawaban- jawaban yang telah dikemukakan oleh jenis dan aliran fisafat tertentu
sepanjang sejarah terhadap problematika pendidikan yang dihadapinya, menunjukan
pandangan- pandangan tertentu, yang tentunya juga akan memperkaya teori-teori
pendidikan. Dengan demikian, terdapat hubungan fungsional antara filsafat
dengan teori pendidikan. Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan tersebut ialah:
a.
Dalam
arti analisa filsafat, filsafat adalah
merupakan salah satu cara Pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan
dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori- teori
pendidikannya, disamping menggunakan metode- metode ilmiah lainnya. Sementara
itu dengan filsafat, sebagai pandangan tertentu
terhadap sesuatu obyek. Misalnya
filsafat idealisme, realisme, materialisme dan sebagainya,
akan mewarnai pula pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori- teori
pendidikan yang dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu terhadap teori- teori
pendidikan yang di kembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata
lain, teori- teori dan pandangan- pandangan filsafat pendidikan yang
dikembangkan oleh fillosof, tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh
pandangan dan aliran filsafat yang dianutnya.
b.
Filsafat
juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan
oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat
tertentu, mempunyai relevansi dengan kehidupan nyata, artinya mengarahkan agar
teori-teori dan pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut
bisa diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan
kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah
merupakan kenyataan bahwa setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat
hidupnya sendiri-sendiri yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, dan
dengan sendirinya akan menyangkut kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah
letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam memilih dan mengarahkan
teori-teori pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori pendidikan tersebut,
yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari
masyarakat.
c.
Filsafat,
termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan
petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu
pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan
diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan
menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula.
Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat tertentu.
Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap
data-data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat
disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan
berkembanglah ilmu pendidikan (paedagogik).
Di samping hubungan fungsional tersebut, antara filsafat dan teori
pendidikan, juga terdapat hubungan yang bersifat suplementer, sebagaimana
dikemukakan oleh Ali Saifullah dalam bukunya “Antara Filsafat dan Pendidikan”,
sebagai berikut :
Ø Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan,
konsep tentang sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi
pendidikan serta isi moral pendidikannya.
Ø Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan (science of
education) yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau
organisasi pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola
akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat dan Negara.
Definisi di atas merangkum dua cabang ilmu pendidikan yaitu,
filsafat pendidikan dan sistem atau teori
pendidikan, dan hubungan antara keduanya adalah bahwa yang satu “supplemen”(saling melengkapi) terhadap yang lain dan keduanya diperlukan oleh setiap guru
sebagai pendidik dan bukan hanya sebagai pengajar di bidang studi tertentu”.
SIMPULAN
Tidak semua masalah kependidikan dapat dipecahkan dengan mengunakan
metode ilmiah semata. Melainkan juga dengan cara pendekatan filosofis karena banyak masalah
kependidikan yang merupakan pertanyaan-pertanyaan filosofis.
Adanya
hubungan antara filsafat dan teori pendidikan yakni hubungan fungsional dan
hubungan suplementer.
DAFTAR PUSTAKA
Barnadib, Imam, M.A., Ph.D. 1988. Filsafat
Pendidikan. Cet 5. Yogyakarta :
Andi Offset.
Jalaluddin,
Prof. Dr. H.2007. Filsafat Pendidikan. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media.
Soekarno, Drs. H. 1990. Sejarah
dan Filsafat Pendidikan Islam . Bandung : Angkasa
Suharto, Totok. 2006. Filsafat Pendidikan Islam.
Jogjakarta: Ar-ruzz.
[1] Jalaluddin, Prof. Dr. H.2007. Filsafat
Pendidikan. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media hal 142
gc bisa di download
BalasHapus